Wednesday, December 26, 2012

Sejarah Berdirinya Desa Watulawang, Pejagoan, Kab. Kebumen


Menurut Riwayat, Desa Watulawang pertama di buka oleh Mbah Kebayeman ( Mbah Santanaya ) yang merupakan Buyut dari Mbah Agung Kajoran. Mbah Agung sendiri adalah sebagai pelopor pembukaan lahan lahan di daerah Kajoran, Watulawang, Peniron, dan sekitarnya. Kemudian di susul Mbah Mertanaya yang juga masih Canggah ( keturunan ke 4) dari Mbah Agung.
Mereka Bersama sama membakari hutan di perbukitan sebelah Lor Gunung Pranji, dan menjadikan sebagai lahan pertanian dan tempat tinggal. Konon Jaman dahulu, alas – alas di babat masih sangat wingit, sehingga Eyang kebayeman bersama pengikutnya sering menjumpai hal – hal yang gaib, salah satu contohnya pada waktu membabad alas di daerah wungu dengan cara membakar, ada suatu tempat yang tidak terjamah api sama sekali, setelah di amati ternyata ada 2 buah benda yaitu Pethet (sisir) dan Pengilon ( cermin ) untuk menandainya di buatlah kuwu ( tempat yang di keramatkan, disucikan ) yang sampai sekarang masih ada.
Nama Watulawang sendiri di ambil dari nama batu yang menyerupai pintu yang terletak di persawahan watulawang ( Foto Pendukung belum ada ) dan batu itu sampai sekarang juga masih ada, bentuknya memang mirip pintu, tapi katanya sekarang sudah berubah posisi ( melebar ).
Eyang Kebayeman menurunkan trah – trah Eyang di Watulawang, bahkan ada beberapa juga yang menjadi Lurah.
Mbah Mertanaya menurunkan darah biru sebagai Lurah di Watulawang, bahkan sampai saat ini. Anak ke-empat dari Mbah mertanaya yaitu mbah Mertaguna bersuamikan mbah Mertaguna dari Karang Kemiri yang kemudian menjadi  Lurah pertama di Watulawang.
Karena suatu hal, mbah Mertaguna menyerahkan Jabatannya, dan mengungsi ke bawah ke daerah Pertapan ( Peniron ), dan mukin disana sampai wafatnya  dan di kebumikan di Bulu gantung.
Sebagai gantinya, adalah keponakannya sendiri, yaitu mbah Danawangsa ( Putra mbah Ketawangsa kakak dari Ny. Mertaguna ) dan seterusnya sampai sekarang seperti susunan di bawah ini :
 Sejarah Lurah Watulawang:

  1. Mertaguna
  2. Dana wangsa
  3. Santika
  4. Majatirta
  5. Cawirana
  6. Sanreja
  7. Pancasemita
  8. Kramareja                1918 – 1965
  9. Dapin                       1965 – 1966 ( masa pemberontakan PKI )
  10.  Sawad                     1966 – 1988
  11.  Sudjanto                 1988 – 1998
  12.  Dirun                      1998 – 2006
  13.  Warsono                 2006 – sekarang
Sumber: Gareng88

1 comment: